Senin, 21 September 2009

Mengukur kedalaman laut?

2/3 permukaan bumi tertutupi oleh wilayah perairan, dan hanya tinggal 1/3 saja yang dapat ditempati manusia. Selain itu, jika permukaan bumi kita amati, bentuk permukaan bumi sangatlah tidak rata. Mulai dari titik tertinggi yang sekarang masih dipegang oleh puncak Gunung Everest kurang lebih 8300 m di atas permukaan laut, hingga titik terendah yaitu berada pada Palung Mariana di Samudra Pasifik dengan kedalaman kurang lebih 10810 m di bawah permukaan laut.

Jika kita membuka atlas atau buku geografi, kita melihat bahwa setiap daerah pada atlas memiliki warna yang berbeda, dan kita telah mengetahui hal ini bahwa ini menandakan ketinggian atau kedalaman suatu tempat. Misal daerah pada daratan berwarna hijau menggambarkan sebagai daerah dataran rendah, semakin oranye warnanya semakin tinggi pula kedudukan tempat tersebut. Suatu tempat pada daerah laut yang berwarna biru muda menandakan tempat tersebut merupakan dangkalan, semakin tua warna birunya semakin dalam tempat tersebut.

Sekarang kita akan membahas mengenai bagaimana cara mengukur kedalaman laut. Mungkin jika kita disuruh menghitung ketinggian suatu tempat, kita bisa menggunakan teorema phytaghoras atau rumus Trigonometri. Namun jika disuruh menghitung kedalaman suatu perairan, gimana ya caranya? Apakah kita akan menyuruh penyelam handal untuk bawa meteran? kan gak mungkin ya

Nah gini caranya. Kalian udah tahu kan hubungan antar Kelajuan dengan jarak dan waktu? atau rumusnya ( v = s / t )

v = kelajuan

s = jarak tempuh

t = waktu tempuh

Jika kalian tahu tentang ini, pasti kalian dapat memahaminya. Para peneliti yang akan mengukur kedalaman suatu perairan akan bergerak menuju tempat perairan yang akan diukur kedalamannya menggunakan kapal laut(yo pasti). Mereka juga harus membawa segala peralatan dan yang wajib dibawa adalah alat yang dinamakan Penembak Gelombang, dan Reseptor. Tanpa alat ini, peneliti tidak akan dapat mengukur kedalaman suatu perairan.

Alat penembak gelombang dipasang di bagian bawah kapal (maksudnya di bagian luar kapal). Lalu dengan sensor yang tersambung ke komputer untuk menyampaikan data, beberapa gelombang ditembakkan ke arah pusat bumi. Sensor akan mencatat waktu penembakan, dan selang beberapa saat reseptor akan menerima kembali gelombang yang tadi ditembakkan dan sensor mencatat waktu penerimaannya, begitu pula untuk gelombang lain yang ditembakkan.

Dengan rumus v = s / t, kita sendiri dapat menentukan kedalaman perairan tersebut. Sebagai contoh, misal kelajuan gelombang yang ditembakkan 340 m/s, sedangkan selang waktu penembakkan dan penerimaan 2 s, maka kita dapatkan s = v . t = 340 . 2 =680 m. Namun jangan puas dulu dengan hasil itu, 680 m terebut masih sama merupakan 2 kali kedalaman peraiaran tersebut, sehingga kedalamannya = 680 / 2 = 340 m

Namun kok bisa kedalamannya 340 m, bukankah tadi hasil penghitungan dari rumus adalah 680 m? Coba lihat gambar berikut!

Proses Pengukuran kedalaman suatu perairan


Dari penjelasan gambar, kita mengetahui bahwa s / jarak tempuh gelombang dari penembakkan, memantul hingga sampai di reseptor sama dengan s1 + s2, dan dengan waktu tempuh sama dengan t1 + t2, mengapa h sama dengan ½ jarak tempuh, karena kita tahu bahwa s1 = s2 = h.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar